SORRY, JIDAT GUE MASIH SAKIT HATI (BUKAN SEKEDAR MANTOL II)


Tiga hari sudah kejadian mantol itu berlalu, tapi sakit di hatinya masih terasa banget. Fia masih sering menangis perih dan menghela napas dalam bila mengingat kejadian itu.
Dan pagi ini dia masih saja menghindari ritual manis menyalami suaminya yang berangkat kerja. Fia masuk kamar mandi, begitu suaminya hendak berangkat kerja. Dia menyegarkan mukanya sebelum dioles dengan make up tipisnya. Keluar kamar mandi dia mengambil kertas tissue untuk membersihkan kaca mata minusnya.
Tiba-tiba suaminya menghampirinya (kirain sudah berangkat kerja…) sambil mengulurkan uang gaji bulanan. Fia masih tak sanggup menatap suaminya dia hanya menerima uang itu dan menaruhnya diatas tempat perkakas makan. Suaminya mengulurkan tangan, dengan berat hati Fia pun menjabat tangan itu, tapi menolak untuk mencium tangan itu seperti biasa yang dia lakukan. Mungkin suaminya gemas atau entah apa, langsung saja mencium pipi Fia yang masih basah oleh basuhan air, dan suaminya langsung kabur berangkat kerja..
Fia sedikit kaget, duduk dipinggir tempat tidur dan menangis…, dia belum bisa melupakan jidatnya yang ditohok berkali-kali seperti budak tolol, dia belum bisa melupakan jidatnya yang sakit hati teramat dalam, tapi dia berusaha dengan keras akan memaafkan kalau memang ciuman itu permohonan maaf (bukankah mars dengan segala keangkuhannya jarang sekali mau minta maaf dengan ucapan langsung). Dia menangis sesenggukan sambil bergumam, Ya Allah…sakit…Ya Allah…sakit banget hatiku…
Agak lama Fia duduk diam termenung sambil sesekali mengusap air matanya, dia berusaha menata hati dan menata diri…dia tak sanggup berpikir apa-apa lagi..
Dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul 07.30 WIB. Sudah 2 hari ini dia nggak doyan makan nasi, hanya secuil kue kecil, duah buah jambu merah dan banyak air putih yang ia gunakan mengganjal perutnya. Entah kenapa rasa lapar tak menghampiri, mungkin karena sakit hatinya telah mengenyangkan jiwanya.
Tapi segera saja ia mengambil piring dan sedikit sarapan pagi, bukan karena lapar, tapi dia tak ingin jatuh sakit dan tak ingin membuat kedua anaknya sedih. Tidak terlalu nikmat memang, makan dengan perasaan yang begitu galau, tapi dia tetap saja memakan apa yang telah dia taruh diatas piring.
Sambil bergegas menyiapkan diri berangkat ke tempat kerja, Fia masih ingat dia telah menyiapkan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) yang hari ini harus dibayarkan pajaknya. Dia juga tau sebenarnya bulan ini juga suaminya harus membayarkan pajak motor roda duanya. Hatinya masih bimbang, sekalian dibayarkan atau tidak ya (pengennya sih tega, biar tuh motor dibayar sendiri aja, biar aja kena denda…). Tapi dasar Fia dia tak akan pernah tega berbuat seperti itu, dia segera ambil kunci almari tempat menyimpan BPKB suaminya, segera dimasukkan tas dan berangkat kerja. Dia belum memutuskan akan dibayarkan sekalian tidak ya pajak motor suaminya, karena STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) yang asli dan KTP (Kartu Tanda Penduduk) asli sebagai syarat utama yang harus dibawa masih dipegang suaminya. Dia masih berat hati menghubungi suaminya, dengan ponsel pun…sorry, jidatku masih sakit hati…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH TEKS (NASKAH) PEMBAWA ACARA RESMI KEGIATAN PEMBUKAAN SEMINAR DHARMA WANITA PERSATUAN

CONTOH TEKS PEMBAWA ACARA RESMI WORKSHOP

CONTOH NASKAH PEMBAWA ACARA HALAL BIHALAL